MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Mariman Darto menyampaikan supaya dalam penanganan kelompok terpinggirkan harus dengan sinergi.
Dalam pandangan Mariman, sistem sinergi yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam penanganan masalah-masalah sosial tidak boleh timpang. Artinya, jika Muhammadiyah atau MKS menerima bantuan, itu bukan berarti caranya dengan menengadahkan tangan.
“Orang lain bersinergi dengan kita, bukan kita bersinergi dengan orang lain. MKS PP ‘Aisyiyah dan MPKS PP Muhammadiyah bukan majelis minta-minta, tapi majelis yang kaya. Paradigma panti yg berubah, bagaimana fungsi panti itu dapat termodernisasi oleh MKS PPA”. Ungkapnya dalam agenda Rakernas MKS PP ‘Aisyiyah (28-30/7) di Yogyakarta.
Menyinggung terkait dengan eksistensi panti-panti asuhan Muhammadiyah, Mariman menerangkan, supaya dibentuk panti asuhan yang inklusif. Dalam hitungannya, dalam satu panti asuhan menyediakan kuota untuk menerima anak-anak berkebutuhan khusus.
Oleh karena itu, dibutuhkan perlengkapan fasilitas yang memadai dan aksesibel. Selain itu, juga paradigma terhadap Lansia juga harus diubah. Dalam gerakan yang dilakukan MKS kepada, Lansia bukan diasuh melainkan dimuliakan.
Dalam mengusahakan gerakan penanganan masalah sosial, Mariman menyarankan tiga model sinergi yang bisa diimplementasikan oleh MKS yaitu sinergi strategi, sinergi program dan sinergi ad hoc.
Sinergi strategi yaitu dengan melakukan advokasi ke Kemensos dalam program pembibitan kader Peksos Muhammadiyah. Strategi program dengan menjalin MoU antara Muhammadiyah dengan stakeholder terkait, dan sinergi ad hoc melalui peremajaan LKSA.
Copyright © 2023 – Panti Asuhan PDM Kota Probolinggo.
All Rights Reserved. Made with ❤ by IT-Team Panti Asuhan PDM Kota Probolinggo